"1 Juta Tentara" Dinasti Qing Kalah Lawan 20 Ribu Tentara Inggris? "Ini" Alasannya!

Pada tahun 1840-1842 terjadi perang candu atau perang opium yang pertama antara China dan Inggris. Dikatakan pada tahun 1840, Dinasti Qing mempunyai 800.000 tentara tetap, sampai pelan-pelan meningkat hingga 1 juta lebih tentara.

Namun kenapa pada perang opium China bisa kalah melawan Inggris yang tentaranya hanya 20.000? Setelah dinasti Qing jatuh, lantas kemanakah perginya 1 juta tentara itu?

Sponsored Ad

Pasukan dinasti Qing yang terbesar disebut juga dengan nama pasukan Delapan Panji/ Delapan Bendera. Pasukan Delapan Panji ini terdiri dari pasukan Manchu dan pasukan Han. 

Pasukan ini dibentuk pada awal abad 17 oleh Nurhaci, kaisar pertama dinasti Qing.

Sponsored Ad

Pasukan inilah yang kemudian  menjadi pasukan elite militer Qing, diandalkan kaisar Qing untuk mempertahankan kekaisaran.

Selama masa pemerintahan Qing, para prajurit panji diberikan tanah dan penghasilan, dan keanggotaannya bersifat turun-temurun.

Sponsored Ad

Sampai akhir dinasti Qing, jumlah pasukannya semakin banyak, diantaranya ada: Pasukan Delapan Panji, Batalion Hijau, Pasukan Xiang, Armada Bei Yang.

Selama Dinasti Qing terbentuk, pasukan delapan panji dan batalion hijau bertugas menjaga keamanan dan ketentraman negara selama ratusan tahun. Karena tidak ada perang, lama kelaman rutinitas untuk latihan perang pun ditiadakan. 

Sponsored Ad

Di tambah lagi karena masuknya opium ke China, banyak anggota menjadi kecanduan dan tidak bersemangat menjaga negara. Inilah faktor pertama kenapa China bisa kalah melawan Inggris.  Ditambah lagi, pada perang Opium ke dua, Inggris bersatu dengan Perancis melawan China. China pun kalah telak.

Setelah dinasti Qing jatuh, para pasukan dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing. Ada beberapa bekas anggota yang kemudian mencari profesi lain, menjadi polisi dan sebagainya.

Sponsored Ad

Sedangkan pasukan Xiang, yang merupakan pasukan terkuat pada akhir dinasti Qing. Karena takut pasukan Qing akan memberontak, pemerintah Qing pun memisahkan anggotanya dan memasukkannya ke pasukan lain. 

Dan sebagaian lainnya mengikuti Jenderal Tso (Zuo Zongtang) untuk melawan pemberontakan di Xinjiang. Setelah dinasti Qing berakhir, pasukan Xiang pun turut menghilang termakan sejarah..

Sponsored Ad

Armada Beiyang adalah armada terbesar di Asia dan pernah menjadi armada ke-8 terbesar di dunia. Armada ini berkuasa untuk mengontrol laut Pasifik Barat. Korupsi internal dan pembangunan Istana Musim Panas oleh Permaisuri Cisi kemudian menyebabkan kekurangan dana yang serius. Peralatan armada semakin tua dan tidak terawat, amunisi tidak cukup dan tidak dapat dibuat sendiri. Armada ini kalah telak saat berperang dengan Jepang dan bangkrut.

Sponsored Ad

Setelah Armada Beiyang bangkrut, pemerintah Qing kembali membentuk Pasukan Baru yang dipimpin oleh Yuan Shikai. Yuan Shikai kemudian menggunakan pasukan ini untuk menguasai pemerintahan dan kemudian menjadi presiden. 

Setelah Yuan Shikai turun tahta, anggota pasukan ini pun terpisah dan terbelah menjadi pasukan-pasukan kecil.


Masih ada lagi pasukan Qing yang terlupakan. Setelah kalah perang melawan Inggris, China menyewakan daerah Kowloon, Hongkong kepada Inggris. Karena daerah ini disewakan, maka hak kekuasaan daerah ini masih di tangan dinasti Qing. Pasukan yang ditempatkan disini pun menetap di Hongkong, di daerah Kowloon. Karena daerah ini tidak dipedulikan oleh Inggris maupun China, penghuninya mulai melakukan hal-hal ilegal seperti perdagangan narkotika, perjudian, dan kejahatan-kejahatan lainnya. Daerah ini kemudian dinamakan Kota Tembok Kowloon, karena bangunannya dibangun berhimpitan dan sangat sempit. Sampai pada tahun 1987, China dan Inggris akhirnya memutuskan untuk membersihkan masalah kriminalitas di Kowloon ini. Tahun 1992, daerah Kowloon pun pulih dan menjadi daerah yang normal.

Sumber: life.bldaily

Kamu Mungkin Suka