Gadis Ini Diculik, Dibuang ke Hutan, dan Dibesarkan Oleh "Monyet", Hal yang Terjadi Selanjutnya Bikin Pilu!

Semua orang tahu bahwa monyet adalah hewan yang sangat pintar. Itulah mengapa mereka bisa bergaul dengan manusia. 


Seorang gadis berumur 5 tahun diculik dan ditinggalkan di gunung, semua orang tahu bahwa ada begitu banyak binatang di gunung, kebanyakan orang tidak berani sembarangan masuk ke dalam hutan, apalagi seorang gadis berusia 5 tahun yang tidak berdaya ini.

Sponsored Ad

Gadis itu diadopsi oleh sekelompok monyet. Mereka memberinya buah untuk dimakan. Seiringnya waktu berjalan, gadis itu juga belajar untuk memanjat pohon.

Namanya Marina Chapman, sekarang dia sudah berusia 65 tahun. Marina terlihat seperti ibu rumah tangga biasa, tapi dia memiliki gelar "Putri Tarzan".

Sponsored Ad


Marina tidak ingat namanya, tanggal ulang tahunnya, berasal dari mana dan sebagainya. Namun, ada beberapa hal yang dia ingat. Pada tahun 1954, Marina yang saat itu baru berusia 4 tahun melihat seorang pria asing mendekatinya. Pria itu menggunakan kain putih untuk menutup wajahnya, Marina dibius dan kemudian tidak menyadarkan diri.

Ketika tersadar, Marina sudah berada di tengah hutan. Marina pun mulai merasa ketakutan dan menangis, dia yang bingung pun mulai berjalan sendirian di hutan, melewati malam pertama sendirian.

Sponsored Ad


Akhirnya, Marina terbangun karena kelaparan. Tak disangka, ada banyak monyet yang telah mengerumuninya. Salah satu dari monyet itu menarik bajunya. Ada juga monyet yang menjatuhkan pisang dari atas pohon. Melihat adanya pisang, Marina yang sudah dua hari belum makan pun segera menyantapnya. Kumpulan monyet itu sangat baik terhadap Marina. Marina diajarkan bagaimana cara menggunakan batu dan ranting untuk memecah buah yang keras.

Marina pun mulai menghabiskan hari-harinya bersama dengan monyet. Marina bahkan belajar bagaimana cara memanggil monyet dan cara mengekspresikan emosinya. Perilakunya semakin hari semakin mirip monyet.

Sponsored Ad


Suatu hari, Marina tidak sengaja makan buah beracun. Pemimpin monyet membawanya ke sungai dan memintanya untuk minum beberapa suap air. Racunnya pun dimuntahkan oleh Marina. Ternyata pemimpin monyet sedang berusaha membantunya. Sejak saat itu, sikap si pemimpin monyet jadi berubah terhadapnya. Dari yang acuh dan curiga, sekarang menjadi pelindung sekaligus temannya. Marina pun semakin membaur dengan teman-temannya. Marina mulai berjalan dan memanjat seperti monyet. Ketika Marina pertama kali berhasil memanjat pohon lebih dari 30 meter, Marina merasa sangat bangga.

Sponsored Ad

3 tahun kemudian, Marina melihat tiga kabin di tepi hutan. Dia memberanikan diri untuk melihat isi kabin itu. Awalnya aku merasa bahagia, namun begitu wanita di kabin itu melihat Marina, dia terlihat ketakutan. Pria di kabin itu segera keluar dan mencoba mengusir Marina. Dari situ, Marina menepis keinginannya untuk kembali ke kehidupan manusia. Dia merasa bahwa monyet adalah keluarganya yang sesungguhnya.


Kehidupan Marina sebagai monyet berakhir setelah keberadaannya diketahui sejumlah pemburu. Marina mengira bahwa dia diselamatkan oleh para pemburu ini, namun tak disangka, Marina di jual kepada "industri khusus". Marina sering dipukuli karena tidak mengerti bahasa manusia, tidak bisa menggunakan toilet dan selalu berjalan seperti monyet. 7 bulan kemudian, Marina berhasil menemukan kesempatan untuk melarikan diri. Setelah itu, dia menjadi pencuri di jalanan. Satu-satunya hal yang Marina rindukan adalah monyet-monyet yang membantunya dulu.

Sponsored Ad

Setelah 3 tahun mengembara, Marina akhirnya bertemu dengan orang yang hati. Pada usia 14 tahun, Marina di adopsi oleh Maruja Eusse. Dia menamakannya Marina Luz. Luz dalam bahasa Spanyol itu artinya cerah. Ibu angkatnya, Maruja, berharap bahwa Marina akan jauh dari kehidupan yang gelap dan mulai menjalani kehidupan yang penuh dengan terang.


Beberapa tahun kemudian, keluarga Maruja pindah ke Inggris. Marina bekerja sebagai pengasuh dan koki. Marina juga sering ke gereja, disana dia bertemu dengan suaminya John Chapman. Keduanya menikah pada tahun 1979 dan akhirnya melahirkan anak perempuan.

Sponsored Ad


Setelah menikah, Marina memberitahu suaminya bahwa dulu dia pernah tinggal di hutan. Meskipun Marina buta huruf, tetapi dia memiliki banyak pengalaman yang luar biasa. Kisah petualangannya juga dia ceritakan kepada anak-anak perempuannya.

Pada tahun 2013, Marina menulis sebuah buku mengenai pengalamannya yang berjudul, "The Girl With No Name" (Gadis Tanpa Nama).

Sponsored Ad


Benar-benar seperti cerita di film yah sob. Untung saja Marina bertemu dengan kumpulan monyet yang baik hati. Jika tidak, bagaimana jalan ceritanya yah? Untungnya Marina bertemu dengan ibu angkat yang baik hati. Sekarang, Marina menjadi seorang istri yang baik dan bisa menjalani kehidupan orang biasa, menikmati dan bersyukur dengan keluarganya.

Selama orang memiliki hati yang bersyukur dan selalu bersikap positif, mereka pasti akan menemukan hal-hal baik dalam hidup. Yuk, SHARE cerita Marina!

Sumber: fun

Kamu Mungkin Suka