Dulu Desa Kecil Ini Terbelakang, Kini Malah Jadi Salah Satu "Sumber Uang" Tiongkok!

Eko Putro Sandjojo, selalu Menteri desa menyebutkan bahwa di seluruh Indonesia hingga sekarang ini masih ada 20 ribu lebih desa yang tertinggal. Bahkan, ada pula yang termasuk ke dalam kategori desa yang sangat tertinggal.

Mendes Eko mengatakan bahwa desa-desa tersebut tidak hanya miskin secara finansial, tapi juga miskin pendidikan, infrastruktur dan miskin dalam segala hal. Walau pemerintah sudah mengucurkan banyak dana untuk membangun desa-desa tersebut, namun masih banyak kepala desa yang belum siap mengelola dana tersebut.

Sponsored Ad

Masalah kemiskinan seperti ini, tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Melainkan di beberapa negara besar, salah satunya seperti Tiongkok. Salah satu desa yang tertinggal, yaitu desa Sangpo di Provinsi Henan.

Ada salah satu masyarakat desa, Ding Peiran mengatakan,”Penduduk di sini sangat miskin. Bahkan, para pria tidak memiliki apa-apa sama sekali untuk memperistri wanita pujaannya. Di sini kehidupannya sangat miskin dan terbelakang. Kami benar-benar tidak memiliki apa-apa sama sekali. Untuk makan kenyang saja sangat susah.”

Sponsored Ad

Kehidupan masyarakat desa Sangpo yang begitu miskin dan terbelakang ini perlahan-lahan berubah di tahun 1978. Para pengurus desa mulai serius menjalankan dan mengembangkan bisnis produk kulit. Melihat bahwa bisnis tersebut bisa menghasilkan uang, masyarakat desa lainnya pun mulai terjun ke dalam bisnis ini. Dengan demikian, segala sesuatu yang berkaitan dengan kulit, masyarakat pasti bisa menemukannya di desa ini.

Lalu, produk dari desa ini pun mulai dijual secara online dan akhirnya dijual ke berbagai kota di Tiongkok, bahkan hingga ekspor ke luar negeri. Siapa yang bisa menyangka, bahwa desa yang tadinya amat miskin dan terbelakang, sekarang ini justru menjadi tempat penghasil utama ekspor kulit domba di Tiongkok. Media setempat mencatat, bahwa total 80% ekspor kulit domba dihasilkan dari desa Sangpo ini. Desa Sangpo sekarang ini sudah menjelma menjadi pusat distribusi dan produksi produk kulit.

Sponsored Ad

Lebih hebatnya lagi, desa Sangpo sekarang ini dari 6500 penduduk desa, 1000 diantaranya membuka toko online yang menjual produk kulit. Selain itu, 3000 orang di desa menggunakan ponselnya untuk mempromosikan barang dagangannya melalui media sosial dan dijual kepada teman-teman dekat. Dilaporkan saat sedang ramai, setiap harinya ada pengiriman barang lebih dari 60 ribu buah. 80% diantaranya adalah pembelian melalui internet.

Sponsored Ad

Wah, hebat banget ya! Walau tadinya sempat terbelakang dan begitu miskin, tapi dengan dukungan dari pemerintah dan perjuangan masyarakat setempat, akhirnya mereka bisa menjadikan desa Sangpo sebagai desa yang maju dan makmur masyarakatnya. Semoga beberapa desa di Indonesia pun bisa segera mencontoh pencapaian desa Sangpo ini ya!


Sumber: Toutiao

Kamu Mungkin Suka