Cinta Kami Membuatku Harus Melakukan Sebuah Pengorbanan Besar, Namun Aku Tidak Menyangka Jika Akhirnya Harus Begini

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama. Keragaman ini seharusnya membuat rasa nasionalisme sebagai satu bangsa semakin kuat bukan malah terpecah belah. Sayangnya, dulu belum semua orang dapat menerima perbedaan ini bahkan Indonesia sempat dilanda krisis tentang ras dan menyebabkan banyak orang terluka, trauma, dan kehilangan nyawa. Seperti yang dikisahkan dalam video berikut ini :

Ini adalah cerita tentang saya. Tapi cerita ini tidak saya ceritakan sesuai dengan apa yang terjadi melainkan berdasarkan tentang kenangan yang kami lewati. Nama China saya, A Su. Seseorang pernah bilang, kalau hidup kita itu ditentukan berdasarkan apa yang telah digariskan. Saya tidak setuju. Untuk saya, hidup itu ditentukan berdasarkan pilihan yang kita ambil.

Sponsored Ad

Seperti pilihan yang aku lakukan ketika aku jatuh cinta kepada seorang gadis manis bernama Siti. Ia menganut agama Islam sedangkan aku Konghucu dan masih memegang teguh tradisi keluarga turun temurun. Aku telah meminta Siti untuk menjadi pendamping hidupku. Namun tentu saja ini bukanlah perkara mudah bagiku dan bagi Siti. Jadi orang keturunan itu bisa jadi sangat gampang jika kita tidak peduli.

Sponsored Ad

Tapi jadi seperti aku bisa sangat sulit ketika ingin meminang gadis seperti Siti. Kami jauh bersebrangan. Bukan keluarganya saja yang tidak akan setuju, namun papaku pasti mengusirku jika aku tetap pada pendirianku. Apalagi papa masih hidup dalam kejadian masa lalu dan menganggap meninggalnya mama karena ia stres berat setelah adikku harus kehilangan nyawa atas kekerasan yang ia terima saat kerusuhan itu.

Benar saja, papa memarahiku habis-habisan setelah bertemu dengan Siti. Seperti yang digariskan, sebagai anak, aku memilih untuk berbakti dan menjalani tradisi keluarga dan melupakan Siti. Cerita ini bisa aku akhiri di sini, sayangnya tidak. Karena akhir dari cerita ini bukan milik saya seorang. Siti meninggalkan pesan, “Aku sudah dijodohkan. Maafkan aku.” Aku segera bergegas mendatangi rumah Siti.

Sponsored Ad

Aku mengucap kalimat Syahadat di depan rumah Siti dan aku membuktikan bahwa aku telah menjadi seorang muslim. Namun ayah Siti berkata bahwa mengucap kalimat itu harus berasal dari hati bukan dari nafsu. Siti telah dijodohkan dengan pria muslim karena ia memang tidak boleh menikah dengan orang yang berbeda keyakinan. Mungkin karena aku orang keturunan. Hatiku hancur seketika mendengar perkataan ayah Siti.

Aku memang tidak bisa memilih lahir di keluarga Cina atau bukan. Aku juga tidak berharap aku jatuh cinta dengan Siti. Seseorang pernah bilang, dalam hidup itu ada 3 kesempatan, pertama adalah untuk mencoba, kedua itu untuk memperbaiki, dan terakhir yang terpenting adalah keputusan mencoba untuk kembali lagi ke jalan itu jika kita mampu. Pilihan itu bisa saja salah dan membuat kita sedih. Tapi aku percaya, untuk memilih tidak akan pernah salah."


Sumber : Viddsee

Kamu Mungkin Suka